Perayaan maulid Nabi Muhammad SAW ialah sebuah icon bagi golongan Nahdhiyyin ketika memasuki bulan Rabiul Awal. Di bulan ini tepat di tanggal 12 Rabiul awal, telah lahir seorang utusan Allah yang menjadi pemungkas para nabi. Beliau tak lain adalah Muhammad s.a.w. Salah satu bentuk kegembiraan kita ialah dengan melakukan pembacaan sholawat bersama yang sering disebut perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Menurut fatwa seorang Ulama besar : Asy-Syekh Al Hafidz As-Suyuthi menerangkan bahwa mengadakan peringatan kelahiran Nabi Muhammad Saw, dengan cara mengumpulkan banyak orang, dan dibacakan ayat-ayat al-Quran dan diterangkan (diuraikan) sejarah kehidupan dan perjuangan Nabi sejak kelahiran hingga wafatnya adalah merupakan perbuatan Bid’ah hasanah, dan akan mendapatkan pahala bagi orang yang mengadakannya dan yang menghadirinya, sebab merupakan wujud kegembiraan, dan kecintaan / mahabbah kapada Rosullullah saw.
Seperti yang disabdakan oleh Nabi Muhammad Saw :
مَنْ أَحَبَّنِى كَانَ مَعِيْ فِي الْجَنـَّةِ
Barangsiapa yang senang dan cinta kepadaku, maka akan bersamaku di Surga.
Tentunya banyak sekali yang dapat kita rasakan dengan melakukan perayaan mauled Nabi Muhammad SAW.Namun, di balik hal ini, apakah kita tahu akan keutamaan maulid Nabi Muhammad SAW tersebut? Berikut kami keutamaan yang berkaitan dengan maulid Nabi Muhammad SAW.
Keutamaan Maulid Nabi Muhammad SAW
Banyak keutamaan-keutamaan yang dapat diperoleh bagi seorang muslim yang mau mengangungkan baginda Nabi Muhammad diantaranya adalah :
Ungkapan Kecintaan Kepada Nabi Muhammad
Peringatan maulid Nabi Muhammad Saw adalah sebuah ungkapan kecintaan dan kegembiraan dengan beliau. Bahkan orang kafir saja mendapatkan manfaat dengan kegembiran itu.Berikut sebuah hadits yang menunjukkan lahirnya nabi Muhammad sebagai sebuah anugrah yang indah.
فقد جاء في البخاري أنه يخفف عن أبي لهب كل يوم الإثنين بسبب عتقه لثويبة جاريته لما بشّرته بولادة المصطفى صلى الله عليه وسلم. وهذا الخبر رواه البخاري في الصحيح في كتاب النكاح معلقا ونقله الحافظ ابن حجر في الفتح. ورواه الإمام عبد الرزاق الصنعانيفي المصنف ج ٧ ص ٤٧٨
Dalam hadits di atas yang diriwayatkan Imam al-Bukhori. dikisahkan ketika Tsuwaibah, budak perempuan Abu lahab, paman nabi , menyampaikan berita gembira tentang kelahiran sang jabang bayi yang sangat mulia , Abu Lahab pun memerdekan Tsuwaibah sebagai tanda cinta dan kasih. Dan karena kegembiraannya, kelak di hari kiamat siksa atas dirinya diringankan setiap hari senin tiba.
Meneguhkan Kembali Kecintaan kepada Beliau
Bagi seorang mukmin, kecintaan kepada Nabi adalah sebuah keharusan,dan salah satu media untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Kecintaan kepada nabi harus berada diatas segalanya, bahkan melebihi kecintaan kepada istri, anaknya, bahkan kecintaan diri sendiri.
لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحبّ إليه من ولده ووالده والناس أجمعين.
Artinya:
“Tidak sempurna iman salah satu diantara kamu sehingga aku lebih dicintai olehnya daripada anaknya, orang tuanya dan seluruh manusia.” (HR. Bukhori Muslim).
Mendapatkan Rahmat Allah SWT
Mendapatkan rahmat Allah berupa taman surga dan dibangkitkan bersama-sama golongan orang yang jujur, orang yang mati syahid dan orang yang sholeh. Imam Sirri Saqathi Rahimahullah berkata:
من قصد موضعا يقرأ فيه مولد النبي صلى الله عليه وسلم فقد قصد روضة من رياض الجنة لأنه ما قصد ذلك الموضع إلا لمحبة النبي صلى الله عليه وسلم : وقد قال صلى الله عليه وسلم: من أحبني كان معي في الجنة.
Artinya:
“Barang siapa menyengaja (pergi) ke suatu tempat yang dalamnya terdapat pembacaan maulid Nabi maka sungguh ia telah menyengaja (pergi) ke sebuah taman dari taman-taman surga, karena ia menuju tempat tersebut melainkan kecintaannya kepada baginda rasul. Rosulullah bersabda: barang siapa mencintaku, maka ia akan bersamaku di syurga.
Dari sini dapat kita simpulkan, bahwa sebuah perayaan maulid Nabi Muhammad SAW merupakan sebuah anjuran yang memiliki landasan hukum. Tentunya kita sebagai kaum santri, memegang peranan penting di masyarakat dalam urusan ini. Karena mau tidak mau, kita harus siap memimpin sebuah perayaan maulid Nabi Muhammad Saw ketika liburan maulid. Hal ini bukan tanpa alasan, melainkan karena kaum santri lah yang merupakan pewaris para nabi.