Seorang anggota JPS dari PW Sidoarjo memiliki jadwal pada hari Jumat sebelum Hari Raya Fitri kemarin di Pos Barokah L (di dalam Al-Maghfur, KH. Nawawi Abd Djalil). Meskipun bukan alumni, dia senang mengikuti kegiatan sidogirian (simpatisan). Selain itu, dia juga merupakan mantan pemain judi online dan narapidana yang telah lengkap bebas. Meski tidak mengenal masyayikh sidogiri satu persatu, dia selalu bersemangat mengikuti kegiatan tersebut. Pada pagi hari di hari Jumat yang bersejarah itu, dia menemukan secangkir kopi tersisa dari malam sebelumnya. Meski tidak berpuasa, dia meminumnya dengan tenang. Setelah itu, di siang hari, dia melaksanakan sholat Jumat seperti biasa. Namun, setelah salam, dia tiba-tiba terhenti oleh seorang orang sepuh berkaos putih lengan pendek dan mengenakan kopyah putih.
Tanya orang sepuh: “Kamu tidak berpuasa?”
Jawaban simpatisan: “Tidak.”
Orang sepuh bertanya lagi: “Kenapa tidak berpuasa?”
Jawaban simpatisan: “Tidak apa-apa.”
Tak disangka, orang sepuh tersebut memberikan uang sebesar Rp10.000.
Sang simpatisan menerima uang dengan rasa terima kasih sambil bercanda, berencana membeli rokok tambahan. Setelah itu, dia melanjutkan perjalanannya menuju Pos Barokah L. Begitu selesai dengan JPS, dia bergegas pulang dan menceritakan kejadian mengejutkan itu kepada pengurus yang telah mengajaknya untuk ikut JPS. Pengurus tersebut terkejut dan merinding, lalu penasaran dengan penampilan orang sepuh tersebut.
Dengan penuh rasa ingin tahu, pengurus menunjukkan satu persatu foto masyayikh sidogiri kepada simpatisan tersebut. Setelah beberapa kali menunjukkan foto, akhirnya sang simpatisan menemukan masyayikh yang memberinya uang sebesar Rp10.000.
Pengurus berkisah bahwa orang yang memberikan uang itu adalah KH. Nawawi, yang telah meninggal dunia. Simpatisan tersebut merasa terkejut dan sulit mempercayai bahwa yang memberinya uang ternyata telah wafat. Kejadian itu membuatnya sangat terkejut sehingga dia bersumpah di tengah jalan dan tertabrak oleh sebuah mobil. Keajaiban terjadi, memang di foto yang diperlihatkan sebelumnya, orang yang memberinya uang memang tampak seperti KH. Nawawi.
Ternyata, uang sebesar Rp10.000 yang diterima oleh simpatisan tersebut masih tersimpan rapi hingga saat ini. Kisah ini begitu mengesankan dan membuat kita takjub. Mari saling mengingatkan bahwa meskipun masyayikh kita sudah wafat, mereka tetap memperhatikan kita.
Subhanallah.
Kami bangga menjadi santri Sidogiri.